PPATK Bongkar Jejak Aliran Dana di Balik Kerusuhan Demo Akhir Agustus 2025


Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) resmi menyerahkan hasil analisis terkait dugaan aliran dana dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pada akhir Agustus 2025.

Sebagai catatan, Indonesia diguncang demonstrasi selama sepekan yang menelan korban jiwa hingga 11 orang. Aksi itu muncul sebagai bentuk protes publik terhadap kinerja DPR RI yang dinilai tidak memuaskan, meski para wakil rakyat bergaji besar.

Ribuan Orang Ditangkap, Dugaan Makar Muncul

Polda Metro Jaya mencatat ribuan orang ditangkap dalam rangkaian aksi tersebut. Presiden RI Prabowo Subianto bahkan menyebut ada indikasi upaya makar di balik gelombang protes itu.

Untuk menelusuri lebih dalam, PPATK dilibatkan guna memeriksa kemungkinan adanya aliran dana yang digunakan untuk mendanai kerusuhan.

“Ya, kami sudah sampaikan hasil analisis kepada Polda,” kata Ketua PPATK Ivan Yustiavandana, Senin (22/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

Namun, Ivan tidak merinci apakah dari hasil penelusuran itu benar terdapat indikasi makar. Ia hanya menegaskan bahwa seluruh analisis sudah diserahkan ke penyidik Polda Metro Jaya.

“Semua sudah selesai di kami, sekarang sudah di penyidik,” tegasnya.

Dugaan Pelajar Dibayar Ikut Demo

Sebelumnya, polisi menemukan adanya indikasi mobilisasi pelajar hingga anak-anak dalam unjuk rasa tersebut. Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis, mengatakan terdapat dugaan mereka menerima imbalan uang untuk ikut aksi.

“Ada indikasi anak diberi kompensasi untuk melakukan aksi. Itu masih dalam pendalaman penyidik. Data awal ini yang kami gunakan untuk mengungkap jaringan atau kelompok penyokong dana,” jelas Putu pada Jumat (5/9/2025).

Ia menambahkan, pihaknya sudah menjalin koordinasi dengan PPATK untuk mendalami apakah aliran dana tersebut berasal dari pihak tertentu atau hanya bersifat kolektif.

Peran Media Sosial dalam Mobilisasi Massa

Selain soal dana, polisi juga mengungkap peran media sosial dalam menggerakkan massa. Banyak pelajar mengaku ikut turun ke jalan setelah menerima ajakan melalui berbagai platform.

Menariknya, ada pelajar yang sempat diamankan pada 25 Agustus 2025, justru kembali ikut aksi pada 28 dan 29 Agustus.

“Motifnya sama, ikut karena diajak lewat media sosial. Inilah fenomena yang kami temukan,” kata Putu.


Sumber: Wartakota