Trump: Investor Amerika Akan Kuasai Mayoritas Saham TikTok di AS
TikTok kembali jadi sorotan di Amerika Serikat. Setelah drama panjang soal keamanan data dan potensi larangan aplikasi, kini muncul kabar baru: tiga miliarder asal AS akan turun tangan sebagai investor demi memastikan TikTok tetap beroperasi di pasar Amerika.
Nama-nama besar itu adalah Lachlan Murdoch (bos media), Larry Ellison (pendiri Oracle), dan Michael Dell (CEO Dell Technologies). Informasi ini diungkap langsung oleh Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan The Sunday Briefing di Fox News pada Minggu, 21 September 2025.
Trump menyebut ketiganya sebagai pengusaha besar sekaligus "patriot Amerika."
"Saya pikir mereka akan melakukan pekerjaan yang sangat baik," kata Trump, dikutip Reuters, Selasa 22 September 2025.
Trump & TikTok: Dari Kritik ke Pujian
Menariknya, Trump yang sebelumnya sempat kritis terhadap TikTok, kini justru memuji aplikasi populer asal Tiongkok itu. Ia menilai TikTok memainkan peran penting dalam menarik dukungan pemilih muda pada pemilu presiden 2024.
Hal ini menunjukkan adanya perubahan sikap: dari ancaman larangan, kini justru ada dorongan untuk membangun kerangka bisnis baru yang bisa melindungi kepentingan Amerika.
Struktur Baru: TikTok AS Dikelola Investor Lokal
Dalam kesepakatan yang tengah dirancang, aset TikTok di Amerika akan mayoritas dimiliki oleh investor lokal. Tidak hanya itu, operasional aplikasi juga akan dijalankan dari AS dengan dewan direksi yang berpengalaman di bidang keamanan nasional dan siber.
Saat ini, pemegang saham ByteDance (induk TikTok) mencakup Susquehanna International Group, General Atlantic, dan KKR. Namun setelah restrukturisasi, ByteDance hanya akan memegang kurang dari 20% saham di perusahaan patungan yang mengelola TikTok AS.
Apa Artinya Bagi Masa Depan TikTok di AS?
Dengan keterlibatan trio miliarder dan dukungan politik di belakangnya, langkah ini bisa menjadi solusi kompromi antara Washington dan Beijing. Di satu sisi, AS mendapat jaminan kendali keamanan dan kepemilikan mayoritas. Di sisi lain, TikTok bisa melanjutkan operasinya tanpa ancaman larangan yang sempat menghantui.
Jika kesepakatan ini terealisasi, TikTok berpotensi menjadi contoh bagaimana aplikasi global bisa bertahan di tengah tensi geopolitik, dengan model kepemilikan campuran yang berpihak pada keamanan nasional AS.
Sumber: rmol