Bitcoin Gagal Tembus USD 117.000, Risiko Leverage Perparah Aksi Jual

btc, bitcoin


Harga Bitcoin (BTC) kembali tergelincir pada perdagangan Senin, 22 September 2025. Berdasarkan data CoinMarketCap, BTC melemah 0,93% ke level 114.510 dolar AS, setara sekitar Rp1,85 miliar per koin.

Menariknya, performa Bitcoin justru terlihat lebih buruk dibandingkan kinerja pasar kripto secara keseluruhan yang turun 1,98%.

Secara teknikal, Bitcoin kembali terbentur di level penting 117.000 dolar AS. Penolakan di area tersebut memicu aksi ambil untung, sementara tipisnya volume perdagangan di sesi Asia membuat harga semakin mudah tertekan.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa sentimen jangka pendek masih rapuh, terutama bagi trader yang memanfaatkan momentum harga.

Selain faktor teknikal, pasar kripto juga diguncang isu regulasi. Amerika Serikat tengah mengkaji aturan baru melalui GENIUS Act, sedangkan Uni Eropa mulai memberlakukan regulasi MiCA.

Meskipun aturan tersebut tidak secara langsung menargetkan Bitcoin, biaya kepatuhan yang meningkat bisa membuat arus modal masuk menjadi lebih lambat.

Namun di sisi lain, peluncuran ETF multi-aset oleh Grayscale justru memberi sinyal bahwa regulasi juga berpotensi membuka jalan bagi adopsi institusional.

Tekanan harga juga diperparah oleh aktivitas di pasar derivatif. Open interest melonjak 9% hanya dalam sehari hingga menyentuh 940 miliar dolar AS.

Dengan leverage setinggi itu, penurunan harga 3% saja dapat memicu likuidasi posisi long senilai hingga 10 miliar dolar AS. Kondisi ini membuat pasar semakin rentan terhadap guncangan kecil sekalipun.

Meski jangka pendek terlihat penuh risiko, fundamental jangka panjang Bitcoin masih dianggap solid. Arus masuk dari produk investasi berbasis kripto, seperti ETF, serta meningkatnya minat institusional, menjadi faktor penopang.

Untuk saat ini, pelaku pasar cenderung bersikap hati-hati sambil menunggu arah regulasi global dan pergerakan harga di level teknikal penting.

sumber: rmol