Ahok Sentil Pertamina: Kalah Telak dari Petronas Gara-Gara Takut Eksplorasi!


Mantan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), buka suara soal perbandingan antara Pertamina dengan perusahaan migas Malaysia, Petronas, yang kini ramai jadi perbincangan publik.

Banyak masyarakat menyoroti perbedaan mencolok harga bahan bakar minyak (BBM) di dua negara. Petronas bisa menjual BBM dengan harga jauh lebih murah, sementara Pertamina kerap dianggap tertinggal.

Menurut Ahok, masalah utama Pertamina ada pada lemahnya eksplorasi besar-besaran untuk menemukan cadangan minyak baru. Padahal, langkah itu sangat penting untuk meningkatkan produksi migas dalam jangka panjang.

“Tidak ada yang mau melakukan pengeboran eksplorasi ke depan,” kata Ahok dalam workshop Gocek Pajak, Sabtu (27/9).

Petronas Ekspansi, Pertamina Jalan di Tempat

Ahok membandingkan langkah Petronas yang terus agresif melakukan ekspansi, membuka kilang baru, hingga akuisisi aset migas di luar negeri. Strategi itulah yang membuat perusahaan asal Negeri Jiran itu bisa berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

“Beda dengan Petronas, mereka banyak melakukan akuisisi maupun eksplorasi di luar negeri. Jadi setelah puluhan tahun, mereka bisa panen hasilnya,” jelas Ahok.

Analogi Sumur dan Pompa

Ahok kemudian mengibaratkan strategi Pertamina seperti pemilik sumur air yang hanya menambah pompa untuk meningkatkan debit.

“Kalau punya sumur, terus mau naikin produksi, gampangnya ya tinggal tambah pompa. Tapi kalau sumurnya cuma kuat satu pompa, dipasang tiga pompa, yang kesedot bukan cuma air, bisa tanahnya juga,” sindir Ahok.

Menurutnya, pola itu yang sudah berlangsung selama puluhan tahun di Pertamina: mengejar produksi jangka pendek tanpa memperhatikan cadangan baru.

Pejabat Pertamina Takut Ambil Risiko

Lebih jauh, Ahok menilai budaya kerja di Pertamina juga jadi penghambat. Banyak pejabat yang enggan mengambil risiko eksplorasi karena takut disalahkan bila proyek pengeboran gagal.

“Kalau eksplorasi itu wajar bisa gagal. Tapi di BUMN, kalau gagal ya yang ngebor yang disalahkan. Kalau berhasil, malah jarang ada yang kasih apresiasi,” pungkas Ahok.


 Sumber: jawapos