Refly Harun Sindir Jokowi: Panik Masa Depan Gibran, Kini Bertumpu pada Prabowo


Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menilai sikap politik mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini mencerminkan kegelisahan terkait masa depan putra sulungnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Hal itu ia sampaikan menanggapi pernyataan Jokowi yang meminta para relawannya tetap mendukung pasangan Prabowo Subianto–Gibran hingga Pilpres 2029 mendatang.

Menurut Refly, permintaan Jokowi bukan persoalan, namun publik berhak menafsirkan sikap tersebut.

“Yang tidak boleh itu melarang orang menafsirkan. Jadi kalau ada yang menafsirkan Jokowi panik, ya sah-sah saja,” kata Refly dalam program YouTube CNN Indonesia, Kamis (25/9/2025).

Jokowi Dinilai Panik

Refly mengutip analisis sejumlah jurnalis senior yang menilai Jokowi sedang panik menghadapi masa depan politik keluarganya. Ada pula yang berpendapat Jokowi tengah berusaha mendikte Presiden Prabowo Subianto.

“Kalau saya lihat, maaf, Jokowi memang gelisah dengan masa depan politik kelompoknya, terutama Gibran,” ujar Refly.

Ia kemudian mengaitkan isu ini dengan polemik ijazah Jokowi yang pernah dipersoalkan, serta dugaan masalah pada ijazah Gibran yang masih menimbulkan tanda tanya.

“Kalau benar ijazah Gibran bermasalah, konsekuensinya bisa berat sampai pemakzulan. Itu jelas akan mengakhiri masa depan politik kelompok Jokowi,” tegasnya.

Bertumpu pada Prabowo

Refly menggambarkan posisi Jokowi seperti pohon yang mulai rapuh dan butuh pegangan. Dalam hal ini, pegangan yang dimaksud adalah Presiden Prabowo Subianto.

“Dia butuh cengkeraman kuat. Pohon kuat itu bernama Prabowo Subianto. Karena itu, Jokowi ingin memeluk Prabowo bahkan sampai dua periode,” katanya.

Ia juga menyinggung wacana koalisi permanen 20 tahun sebagaimana pernah disebut Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko Qodari. Narasi itu membayangkan Prabowo mendukung Gibran menjadi presiden hingga dua periode.

“Apakah itu sah? Ya sah-sah saja. Tapi persoalannya, apakah Gibran punya kualitas sebagai pemimpin masa depan? Itu pertanyaan besar,” tambah Refly.

Respons Relawan Jokowi

Sementara itu, Koordinator Rumah Juang Prabowo–Gibran, Andi Azwan, menyebut komitmen politik antara Jokowi dan Prabowo hanya diketahui keduanya. Namun, pembicaraan soal dua periode bagi pasangan Prabowo–Gibran memang pernah dibahas di kalangan relawan Jokowi.

“Sudah enam bulan lalu kita diskusi soal keberlanjutan dua periode. Tapi itu awalnya hanya untuk internal relawan, tidak untuk dipublikasikan,” ujar Andi.

Menurutnya, sejumlah program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih, dan Sekolah Rakyat membutuhkan waktu panjang untuk berjalan optimal.

Andi menambahkan, pernyataan Jokowi baru muncul ke publik setelah didesak wartawan. Hal itu pun menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat maupun elite politik.

“Justru pernyataan itu menunjukkan Jokowi masih diperhitungkan. Keberadaan beliau tetap punya pengaruh dalam peta politik nasional,” pungkasnya.


Sumber: Tribunnews