Viral di Medsos! Guru PAUD Deli Serdang Olok-olok Murid yang Menangis, Publik Geram


Belum lama ini publik dikejutkan dengan kasus memalukan yang terjadi di PAUD Wellington Intelligence School, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sejumlah oknum guru perempuan di sekolah tersebut kedapatan melakukan aksi perundungan terhadap murid-muridnya. Ironisnya, mereka justru merasa senang ketika melihat anak didiknya menangis.

“Semakin menangis, semakin senang kami,” tulis salah satu pelaku dalam unggahan di media sosial X yang dibagikan akun @Zeefire02.

Tangisan Murid Justru Jadi Bahan Olokan

Dalam unggahan itu terlihat beberapa murid menangis histeris setelah diejek. Namun bukannya menenangkan, pelaku justru terus mengolok-olok mereka.

Salah satu kasus yang membuat publik geram adalah ketika seorang murid meminta bertemu ibunya. Sang guru lantas menertawakan dengan komentar bernada kasar.

“Ngakak bangsat, bisa-bisanya dia mendeskripsikan emaknya yang gendut, karena yang ini kurus, jadi bukan,” tulis oknum guru tersebut.

Tidak berhenti pada satu anak, sejumlah murid lain di Wellington Intelligence School juga menjadi korban. Bahkan, ada foto seorang murid laki-laki yang dipotret diam-diam ketika buang air kecil di kamar mandi.

“Si baby ini digertak sikit sudah nangis. Dia bimbel jam 4 tapi tetap pakai baju sekolah,” tulisnya lagi.

Pelaku Klarifikasi dan Minta Maaf

Setelah kasus ini viral, oknum guru bernama Tiffany bersama rekannya akhirnya muncul dan menyampaikan permintaan maaf melalui video klarifikasi.

“Melalui video ini, saya dengan rekan kerja saya ingin klarifikasi dan menyatakan permintaan maaf sebesar-besarnya,” ucap Tiffany dengan wajah tertunduk.

Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut adalah kesalahan pribadi mereka dan dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

“Atas tindakan kami yang tidak pantas terhadap siswa, tindakan tersebut merupakan kesalahan kami pribadi,” lanjutnya.

Siap Terima Sanksi Berat

Dalam video tersebut, Tiffany juga menyatakan siap menerima konsekuensi dari pihak sekolah, termasuk pemecatan.

“Kami akan menerima konsekuensi yang tegas dari pihak sekolah, termasuk sanksi keras hingga keputusan keluar dari sekolah,” ujarnya.

Kasus ini masih terus menuai kecaman luas dari publik, terutama karena terjadi di lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi anak-anak usia dini.


Sumber: pojok1