Viral! Tari Dolalak di Panggung Maulid Nabi, Panitia Akui Kelalaian Fatal
Sebuah video yang menampilkan tarian dolalak oleh sejumlah perempuan berseragam tradisional dengan baju lengan pendek dan celana pendek mendadak viral di media sosial. Kontroversi muncul karena tarian itu berlangsung di atas panggung dengan backdrop bertuliskan acara Pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW.
Video tersebut ramai dibagikan di platform X, Instagram, hingga TikTok sejak Jumat (26/9/2025). Banyak warganet mengaitkannya langsung dengan acara Maulid, padahal panitia menegaskan pertunjukan seni itu digelar setelah pengajian selesai.
Berdasarkan penelusuran, peristiwa tersebut terjadi di Desa Mutisari, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, pada 8 September 2025 lalu. Salah satu panitia, Soli, membenarkan bahwa video yang beredar memang dari desanya, namun ia meluruskan bahwa pengajian dan tarian dolalak dilakukan di waktu berbeda.
“Benar itu di desa kami. Tapi itu sebenarnya tidak di waktu yang sama, meskipun masih di hari yang sama,” kata Soli saat dihubungi, Kamis (25/9/2025).
Ia menjelaskan, acara pengajian berlangsung sejak pukul 08.00 hingga sekitar pukul 13.00 siang. Sementara pagelaran seni dolalak baru dimulai malam hari, sekitar pukul 21.00 hingga selesai.
Soli juga mengakui adanya kelalaian dari pihak panitia yang lupa menurunkan backdrop pengajian saat acara tari dolalak digelar. Hal inilah yang kemudian menimbulkan salah persepsi di masyarakat.
“Memang kami mengaku salah karena tidak melepas backdrop yang digunakan untuk pengajian. Jadinya seperti ini, seakan-akan tari dolalak itu dalam rangka peringatan Maulid Nabi,” jelasnya.
Menurut Soli, ide mengadakan pertunjukan dolalak muncul karena warga ingin memanfaatkan panggung dan sound system yang sudah tersedia usai pengajian. “Jadi karena sudah ada panggung, kemudian ada sound system, warga ingin menggunakannya untuk hiburan. Tapi kami malah lupa tidak melepas backdrop itu,” tambahnya.
Kasus ini pun menjadi pelajaran penting bagi panitia penyelenggara agar lebih teliti dalam mengelola acara yang digelar berdekatan, apalagi jika menyangkut momentum keagamaan yang sensitif.