Panas! Mualem Ultimatum Bobby Nasution: Stop Razia Plat Aceh atau Ekskavator Sumut Dipulangkan


Suasana politik antara Aceh dan Sumatera Utara kembali memanas. Gubernur Aceh, Mualim, melontarkan peringatan keras menanggapi kebijakan Gubernur Sumut, Bobby Nasution, yang merazia kendaraan berplat Aceh (BL) di wilayahnya.

Mualim bahkan mengancam akan memulangkan sekitar 1.000 unit ekskavator milik pengusaha Sumut yang saat ini beroperasi di Aceh, jika razia yang dinilai diskriminatif itu tidak segera dihentikan.

“Kalau kendaraan Aceh dianggap tak layak masuk Sumut, jangan salahkan kami kalau ekskavator dan alat berat dari Sumut yang bekerja di Aceh kami pulangkan. Kami bisa lakukan itu, dan kami serius,” tegas Mualim dalam konferensi pers di Banda Aceh, Senin malam (30/9).


Ketegangan Antarwilayah Memanas

Kebijakan razia plat BL di Sumut belakangan memicu keresahan. Banyak warga Aceh yang rutin ke Medan untuk berdagang, berobat, hingga kuliah, mengaku diperlakukan tidak adil. Polisi dan Dishub setempat disebut menghentikan kendaraan Aceh semata-mata karena “perintah atasan”.

Situasi ini memperkeruh hubungan sosial-ekonomi dua provinsi bertetangga. Aceh, dengan status daerah istimewa serta keistimewaan pajak kendaraannya, menilai langkah Bobby sarat diskriminasi.

“Medan itu pusat ekonomi, bukan cuma untuk orang Sumut, tapi juga orang Aceh. Jangan bikin kebijakan yang bisa memecah belah rakyat,” kata Mualim.


Ancaman Balasan: Ekskavator dan Tambang Jadi Taruhan

Ancaman Mualim bukan sekadar gertakan. Data Pemerintah Aceh mencatat, ribuan alat berat asal Sumut, termasuk ekskavator dan dump truck, saat ini beroperasi di sektor tambang, perkebunan, hingga proyek infrastruktur di Aceh.

“Kalau mereka persulit kendaraan rakyat Aceh di Sumut, maka alat berat Sumut juga tidak punya tempat di Aceh. Semua kami pulangkan,” ucap Mualim lantang.

Pernyataan ini langsung bikin kalangan pengusaha waswas. Para kontraktor tambang di Aceh mulai khawatir proyek mereka terganggu bila kebijakan balasan tersebut benar-benar dijalankan.


Respon Publik: Ramai Dukungan, Ada yang Khawatir

Di media sosial, banyak warga Aceh mendukung sikap keras Gubernurnya. Tagar #PulangkanEkskavatorSumut bahkan sempat trending lokal. Banyak yang menilai Aceh selama ini terlalu sabar menghadapi perlakuan diskriminatif.

Namun, sebagian pengamat mengingatkan agar konflik tak merembet ke ranah ekonomi. “Kalau dua gubernur ini sama-sama ngotot, yang rugi rakyat. Proyek bisa terhenti, investasi terganggu, hubungan sosial antardaerah rusak,” ujar Teuku Fahri, pengamat politik Universitas Syiah Kuala.


Motif di Balik Kebijakan Razia?

Publik bertanya-tanya soal alasan Bobby Nasution menerapkan razia plat BL. Ada yang menduga motif fiskal, yakni memaksa pemilik kendaraan Aceh yang sering keluar masuk Medan agar membayar pajak di Sumut.

Ada pula yang menilai kebijakan itu hanya manuver politik menjelang Pemilu 2029, untuk mendulang simpati lewat isu populis.

Namun, bagi Aceh, langkah tersebut dianggap penghinaan. “Kalau memang masalah pajak, bicarakan antar pemerintah. Jangan pukul rata rakyat kecil dengan razia,” sindir Mualim.


Pusat Diminta Turun Tangan

Ketegangan dua provinsi ini membuat pemerintah pusat tidak bisa tinggal diam. Kementerian Dalam Negeri dikabarkan tengah menyiapkan forum mediasi antara Pemprov Aceh dan Sumut, agar masalah tak berkembang jadi konflik terbuka.

“Ini bukan sekadar soal plat kendaraan, tapi juga harga diri dan hubungan ekonomi dua provinsi penting di Sumatera,” tambah Fahri.

Pernyataan tegas Mualim soal pemulangan ekskavator jelas menandakan Aceh tak akan tinggal diam. Kini publik menanti: apakah Bobby Nasution melunak, atau justru memilih memperkeras kebijakan razia?


Sumber: zonasatu